Ini Baru Dokter Yang Joss. Lihat Bacaan Plangnya, Buat Banyak Orang Takjub. Ini Kesaksian Pasiennya

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Di ruang tunggu klinik pun terdapat sebuah kardus berwarna cokelat berisi barang bekas layak pakai seperti pakaian dan juga mainan. Barang-barang itu gratis bagi yang berobat. Satu orang hanya boleh membawa satu barang.

dr S Wijaya, dokter wong cilik di Indramayu menghapus kata-kata yang menggratiskan biaya pengobatan bagi warga tidak mampu di plang praktiknya. Menurutnya ia tak pantas mendapat pujian, yang berhak hanya Yang Maha Kuasa.


Saat detikcom mengunjunginya Senin (20/11) di tempat praktiknya di Jalan DI Panjaitan Nomor 76, Indramayu, Jawa Barat, sang dokter yang sudah berusia lanjut ini bercerita mengenai awal menjadi dokter dan alasan menggratiskan layanan bagi pasien tidak mampu. "Tapi mohon untuk tidak dipublish," pesannya yang bahkan ditanya berapa usianya tak mau menyebutkannya.

Memang kata-kata di plang di depan kliniknya sudah dihapus, namun di ruang tunggu klinik, kalimat pro terhadap wong cilik itu masih terpasang jelas. "Untuk wong cilik, tidak pakai tarif, seikhlasnya saja (masukan ke dalam kotak), dan bagi yang tidak uang tidak usah membayar."

Di ruang tunggu klinik pun terdapat sebuah kardus berwarna cokelat berisi barang bekas layak pakai seperti pakaian dan juga mainan. Barang-barang itu gratis bagi yang berobat. Satu orang hanya boleh membawa satu barang.

Salahsatu pasien, Aminah (68) warga Desa Karangmalang, Indramayu mengaku selalu berobat ke dr S Wijaya saat sakit. Aminah mengatakan dr S Wijaya sangat membantu masyarakat yang kurang mampu. 

"Alhamdulillah bayarnya seiklasnya. Sangat membantu sekali. Saya selalu ke sini, dulu Pak Dokter tuh buka praktiknya di Jalan Bina Basuki. Kalau saya diabetes, jadi harus sering kontrol," kata Aminah yang saat itu tengah mengantre untuk berobat, Senin (20/11/2017).

Lebih lanjut Aminah mengatakan barang-barang bekas yang disediakan dr S Wijaya kerap diserbu oleh pasien. "Biasanya pagi ramai mas. Banyak juga barangnya, kalau sudah siang sih tinggal sedikit," ucapnya.

Di tempat yang sama, Nurhasanah (39) warga Desa Kepandean, Indramayu mengaku hanya membayar Rp 20 ribu untuk berobat anaknya yang sedang sakit. Bahkan, sambungnya, tak perlu membawa kartu KIS atau BPJS untuk mendapatkan pengobatan yang murah.

"Tadi dimasukkin ke kotak. Seikhlasnya saja, tadi saya masukin Rp20 ribu. Kotaknya ada di belakang Pak Dokternya, jadi enggak lihat kita masukin berapa-berapanya tuh. Dulu pernah di dokter lain, tapi nyampe Rp110 ribuan biayanya," katanya. 

Sikap baik dokter Wijaya menjadi viral. Plang depan kliniknya menjadi viral. Tulisan 'wong cilik, tidak pakai tarif, seikhlasnya saja (masukan ke dalam kotak), dan bagi yang tidak uang tidak usah membayar' menarik perhatian warganet.

Tak sedikit dari warganet yang kagum dengan apa yang dilakukan dr S Wijaya itu. Salah satunya akun facebook Sanny Lestary. Dalam akun facebooknya itu Sanny Lestary mengunggah foto plang praktek lengkap dengan keteranganya dan foto spanduk yang berada di ruang tunggu. 

"Monggo yang belum tahu bagi para bapak-bapak, ibu-ibu, kakak-kakak, adik-adik yang mau berobat tetapi uang tidak mencukupi boleh datang langsung ke dr S Wijaya," tulisnya dengan disertai keterangan yang tertulis di plang dan waktu praktik. 

Unggahan milik Sanny Lestary itu dibagikan sebanyak 1.599 kali oleh pengguna facebook lainnya. Hampir seribu pengguna menyukai kiriman Sanny Lestary. Akun facebook milik Iwan Pangka pun menguggah foto plang milik dr S Wijaya "Dia mengerti untuk apa dia dilahirkan," kata Iwan Pangka dalam statusnya. Unggahan Iwan Pangka itu dibagikan oleh 1.000 lebih pengguna facebook. 

Sumber: detik
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90