Subhanallah... Meski Lumpuh... Ustadz Ini Tetap Mengajar dari Ranjang

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Yang menentukan semangat seseorang bukanlah kondisi fisik, melainkan tekad yang ada di dalam hati. Hal tersebut diterapkan oleh Sugiarto. Meski tubuh pria berusia 38 tahun ini lumpuh, semangatnya untuk mengajar ngaji sangat luar biasa.

Yang lebih membuat takjub, pria asal Desa Karangbawang, Banyumas, Jawa Tengah ini memiliki sekitar dua puluh murid yang belajar mengaji kepadanya. Saat mengaji, para murid menempatkan diri mereka di sisi ranjang dan pria ini. Dengan penuh kesabaran Sugiarto memberikan pelajaran kepada anak didiknya.


Salah seorang wali murid bernama Jolastri mengaku tak mempermasalahkan kondisi Sugiarto. Dia percaya Sugiarto masih bisa mengajar meski kondisinya terbatas. Berkat jasa Sugiarto, kini anaknya yang telah tiga tahun berguru sudah lancar membaca Al-Qur’an.

Sugiarto mengaku senang masih bisa bermanfaat untuk orang lain. 

Apa yang menjadikan Sugiarto mengalami nasib yang memilukan ini? Pria jebolan Pondok Pesantren ternama di Banyumas ini awalnya mengajar ngaji secara normal. Namun, semua berubah saat bus antar provinsi menghantamnya di jalan raya sekitar 17 tahun lalu. Saat itu, ia baru selesai mengajar mengaji siswanya.

Kecelakaan tersebut membuat pria yang akrab dipanggil Sugi ini pun harus dirawat intensif selama 40 hari di rumah sakit. Namun, perawatan tersebut bukannya membuatnya sembuh total. Kondisinya malah memburuk. Bahkan, dokter memvonisnya lumpuh total.

Meski dalam kondisi kekurangan, pria ini tidak pernah memungut biaya sepeserpun. Sebaliknya, dia mengaku pasrah dengan jalan hidup yang harus dilaluinya. Bahkan, dia berencana akan tetap mengajar hingga akhir hayatnya.

Sang ibu dengan setia mendampinginya.

Ada sosok yang setia mendampingi Sugiarto di masa sulitnya. Dialah wanita bernama Tasem yang merupakan ibundanya. Sang ibu bercerita bahwa anaknya telah menderita lumpuh lebih dari 17 tahun lamanya. Kondisi kesehatannya juga terus menurun dan sering sakit-sakitan. Bahkan bagian tubuhnya yang kaku mulai mengeluarkan bau yang tak sedap.

Sempat ada niat untuk membawa anaknya ke rumah sakit lagi. Namun, niat itu harus ditunda karena keterbatasan biaya. Meski tergolong warga miskin, dia tidak mendapatkan jaminan kesehatan dari Pemerintah. Namun, Tasem mengaku bangga dengan keteguhan hati putranya yang tetap mengajar agama di tengah keterbatasan.

Sumber: 
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90