ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Kedatangan Ustaz Abdul Somad di Bali sempat mendapat penolakan dari sejumlah organisasi kemasyarakatan (Ormas) kepemudaan yang bergabung dalam Komponen Rakyat Bali (KRB). Massa yang jumlahnya kurang dari 100 orang ini beranggotakan Laskar Bali, Banaspati, Patriot Garuda Nusantara (PGN), Perguruan Sandhi Murti, dan ormas kepemudaan lainnya.
KRB sempat menghadang Ustaz Somad di Hotel Aston, Denpasar, tempatnya menginap. Unjuk rasa itu berakhir dengan mediasi dan safari dakwah Ustaz Somad pun kembali dilanjutkan.
Sekretaris Jenderal Laskar Bali I Ketut Ismaya menyampaikan, permohonan maaf kepada seluruh umat Muslim di Indonesia, khususnya Muslim di Bali. Pernyataannya tersebut dituliskan di akun resmi Facebook-nya dengan nama sama.
"Mohon maaf kepada umat Muslim kalau ada saya dan penyampaian saya yang salah karena saya manusia biasa yang tidak sempurna. Tapi, hati dan niat saya mulia, yaitu ingin menjaga NKRI dan Bali. Tidak ada niat saya melecehkan agama lain, apalagi Islam, agama terbesar dan terhebat di Indonesia. Kalau saya pencitraan, Tuhan saya, Ida Sang Hyang Widhi Wasa akan tahu dan pastinya saya akan dihukum oleh Beliau. Jadi, mulai hari ini saya minta jangan ada yang saling menghujat dan menghina. Kita rakyat Indonesia harus bersatu. Begitu juga bagi keluarga besar saya, Laskar Bali dan semeton Bali. Salam hormat kami sekeluarga, terima kasih," tulis Ismaya di pengujung pesannya.
Ismaya memperjelas pernyataannya dengan tujuan mengklarifikasi pemberitaan simpang siur. Dia tak ingin hal ini dibuat semakin panas oleh orang-orang yang ingin menghancurkan NKRI dengan mengatasnamakan agama.
Ismaya menjelaskan, kedatangannya ke Hotel Aston bersama massa akhir pekan lalu bukan untuk sweeping, namun ingin berdialog langsung dengan Ustaz Somad. Dia awalnya menyayangkan Ustaz Somad tak mau mencium Bendera Merah Putih.
"Karena tidak ketemu, saya kemudian berkeliling dan jadinya mencari sambil berteriak, "Orang yang tidak NKRI harus diusir dari Bali. Kami tidak mau diadu domba oleh ustaz yang khutbahnya mengacu kepada radikalisme." Dan perlu saya pertegas, kami tidak ada yang membawa senjata tajam seperti gambar yang viral di media sosial. Saya hanya membawa tongkat komando berkepala semar," tulis Ismaya.
Ismaya mengatakan, massa yang menolak Ustaz Somad kala itu bukan hanya dari pihak mereka, namun juga anggota Nahdlatul Ulama (NU) dan Banser. Namun, dirinya tak ingin terprovokasi lebih jauh sehingga memutuskan mencari dan bertemu langsung dengan Ustaz Somad.
"Setelah saya dipertemukan dengan Usatz Somad, beliau mengatakan beliau tidak antiNKRI dan mau mencium Bendera Merah Putih. Saya terharu, bangga, dan saya sampaikan pada saat itu di salah satu ruangan di Hotel Aston," katanya.
Ismaya mengatakan, Laskar Bali tidak membenci Islam. Laskar Bali menjamin Ustaz Somad aman berdakwah di Bali.
"Jika ada yang berani mengganggu ustaz, biar saya yang hadapi. Kami umat Hindu di Bali ini jumlahnya sedikit. Adanya umat agama lain tentunya kami sangat senang karena keluarga kami bertambah. Jadi, kami meminta pada ustaz, jaga kami, satukan kami, jangan sampai terpecah belah," katanya.
Sumber: Republika