Tidak Banyak Yang Tahu... Pasukan Baret Ungu Pernah Dipisahkan Dari TNI AL. Alasannya Bikin Merinding

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280

Tepat pada hari ini, 15 November 2016, Korps Marinir TNI AL berusia 71 tahun. Korps Marinir adalah salah satu komado utama yang berada di bawah matra Angkatan Lau (AL) Indonesia. Tapi tahukah anda, pasukan baret ungu ini pernah dipisahkan dar TNI AL dan justru dijadikan bagian dari TNI AD.

Dilansir dari OKEZONE.COM, cikal bakal Marinir, Corps Mariniers (CM) yang dibentuk pada 15 November 1945 di Pangkalan IV ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) Tegal awalnya sebagai 'pendidikan' para pelaut Indonesia yang bergabung di ALRI, agar mahir bisa bertempur di darat dalam keadaan darurat.


Corps Mariniers dilatih oleh instruktur yang kebanyakan berasal dari lulusan sekolah pelayaran. Namun, satu di antaranya pernah mengeyam pendidikan tempur di darat.

Buku 'Hartono: Jenderal Marinir di Tengah Prahara' karya Petrik Matanasi menyebutkan, Tatang Rusmaja, seorang jebolah PETA (Pembela Tanah Air) sebagai salah satu instruktur yang memiliki pengalaman pendidikan pertempuran di darat.

Tidak hanya melatih para personel ALRI dan pemuda asal Tegal, tapi juga dari luar kota. Seperti pasukan ALRI di berbagai daerah, Corps Mariniers juga harus ikut bergerlya di darat karena minus alutsista laut.

Di tempat-tempat lain, pasukan ALRI banyak dikenal sebagai 'ALRI Gunung' karena kerap bertempur di pedalaman hutan dan kaki gunung, daripada di laut. Namun, mereka belum termasuk Corps Mariniers karena korps anyar ini baru eksis di Pangkalan IV ALRI di Tegal, belum ada di pangkalan lainnya.

Khusus para personel Corps Mariniers asal Pangkalan IV Tegal, sekiranya 25 kali mereka mengirim pasukan ke front Semarang di masa revolusi, untuk ikut Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Angkatan Darat mempersempit gerak pasukan Belanda.

Namun, di tengah-tengah masa revolusi, tepatnya pada 17 Maret 1948 sempat terjadi Reorganisasi dan Rasionalisasi atau dikenal dengan "Re-Ra". Kala itu, pemerintah memutuskan untuk memisahkan Corps Mariniers yang sudah kerap bertempur di darat untuk dipisahkan dari TNI AL.

Kemudian, Corps Mariniers dilebur ke dalam TNI AD Divisi Diponegoro dengan nama Resimen Samudera yang terbagi menjadi lima batalyon. Tentara laut yang ingin tetap berada di TNI AL, harus mengajukan surat permohonan kepada Menteri Pertahanan dan Panglima Besar Angkatan Perang Mobil.

Baru Pada 9 Oktober 1948, Surat Keputusan No. A/565/1948 dari Menteri Pertahanan menetapkan pembetukan Korps Komando di lingkungan TNI AL. Sedangkan penerimaan personelnya baru dilakukan pasca-Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949.

Sekitar 1.200 personel terpilih dalam seleski penerimaan yang dihelat di Pangkalan Utama Surabaya pasca diserahkan pada Indonesia sebagai dampak KMB. Mereka yang terpilih akan jadi Pasukan Amfibi TNI AL.

Setelah ditelisik, ternyata 95 persen dari 1.200 orang yang diterima itu adalah personel yang sebelumnya Corps Mariniers Tegal. Dari semua personel Korps Komando Operasi Angkatan Laut (KKO AL) yang tercatat pada 1950, 90 persennya juga mantan Corps Mariniers Pangkalan IV Tegal.

Sebab itu, benar saja dika ternyata eksistensi Corps Mariniers yang dibentuk 15 November 1945 disebut sebagai cikal bakal Korps Marinir TNI AL saat ini.

Setelah pembentukan KKO TNI AL, para pembesarnya sempat meniatkan satuan khusus ini mengacu pada Korps Marinir Inggris dan Belanda. Kedua negara ini masih menyatukan Korps Marinirnya dengan AL. Tidak seperti Amerika Serikat yang Korps Marinirnya terpisah dari AL.

Namun pada akhirnya, pendidikan angkatan pertama KKO ini diarahkan ke Amerika Serikat, selain juga ke Belanda. Sementara nama Korps Marinir baru kembali dipakai pascakeluar Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut No. Skep/1831/XI/1975 pada 15 November 1975.

Sumber: riauonline
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90